Minggu, 16 Maret 2014. hari ini kami (saya dan 4 orang teman lainnya: Maul, Yudi, Pacil, Dita) berniat untuk melakukan perjalan ke sebuah desa kacil yang berbatasan langsung dengan kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS). tepatnya di Dusun Muara, Desa Cibunian, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor. walaupun jadwal keberangkatan kami cukup ngaret, yaitu janjian kumpul pukul 6 pagi di depan BNI, dan nyatanya baru sekitar pukul setengah 7 kami kumpul, dan baru berangkat pukul setengah 8, haha.
perjalanan kali ini bukan merupakan yang pertama kali bagi saya dan seorang teman saya, karena sebelumnya kami pernah kesana dengan tujuan dan keperluan yang sama. tujuan kami kesana adalah dalam rangka survey lokasi yang akan kami jadikan tempat pengembangan pendidikan konservasi bagi kelompok sasaran yang kami pilih dengan berbagai macam masalah yang terjadi untuk kami pecahkan melalui penerapan program-program yang tak jauh dari membahas seputar lingkungan.
sesampainya di desa, rombongan harus terpisah menjadi dua, karena lokasi sasaran yang berbeda. satu kelompok, yaitu Pacil dan Dita, mendapat lokasi di sekitar kantor Desa Cibunian, sedangkan saya, Maul, dan Yudi harus melanjutkan perjalanan lagi sekitar 15 menit untuk bisa sampai di lokasi kami.
perjalanan selama 15 menit itulah yang menjadi daya tarik lokasi kami. jalan berbatu dengan fluktuasi kontur jalan yang ekstrem membuat kami kualahan, terlebih lagi bagi Maul yang beru pertama kalinya kesana. namun, dibalik itu semua, ada sebuah bayaran yang tak ternilai, sebuah lukisan alam ciptaan Allah membentang menyambut kedatangan kami disana. kanan-kiri jalan terbentang sawah-sawah yang menerapkan sistem sengkedan, dan sungai kecil yang airnya terlihat jernih di bawah kami menambah rasa kekaguman kami terhadap alam di desa ini.
Alhamdulillah kami sampai di lokasi yang kami maksud dengan selamat sekitar pukul 9 pagi. kami pun langsung menuju SERINCIL (Sekolah Rimbawan Kecil). SERINCIL merupakan sebuah sekolah nonformal yang didirikan oleh salah satu mahasiswa Fakultas Kehutanan IPB, Kak Lola. pendirian sekolah ini dilatarbelakangi terjadinya bencana alam di dusun tersebut.
kedatangan kami kesana langsung disambut baik oleh pengurus SERINCIL sendiri, Kak Tanti, yang sedang bermain dengan anak-anak disana. ternyata saat itu, di SERINCIL tengah diadakan out bond dan baksos untuk anak-anak SERINCIL. karena memang tujuan kami melakukan survey kali ini adalah untuk mengenal lebih jauh dengan anak-anak disana, kami pun akhirnya bergabung dengan mereka bermain out bond bersama, menuju pos-pos yang telah disiapkan panitia.
tertawa, bercerita, bersenda gurau, dan kegiatan lainnya yang menyenangkan kami rasakan disana. bermain dengan anak-anak dengan berbagai macam karakternya membuat kami sedikit mengenang memori di masa kecil, hehe.
kegiatan out bond berakhir sekitar pukul 11, dan dilanjutkan dengan kegiatan di dalam kelas, yaitu menggambar, mewarnai, mendengarkan dongeng tentang binatang dan lingkungan, serta menyanyi bersama seolah menghinoptis kami merasa masih sama seperti mereka.
anak-anak di SERINCIL umumnya sangat aktif dan tidak pemalu, hanya beberapa anak yang memerlukan pendekatan khusus untuk bisa kami ajak ngobrol dan bermain. beberapa anak yang aktif dan saya ingat, yaitu Tedi, Siti, Sinta. benar-benar sebuah pengalaman langka bagi saya bisa bercerita banyak dengan mereka. walau ujung-ujungnya pembicaraab kami saya kerucutkan tentang lingkungan di sekitar mereka, yaitu kawasan TNGHS. hal tersebut menjadi refernsi bagi saya untuk menentukan program-program pendidikan konservasi yang cocok bagi mereka, hehe.
sebelum melanjutkan perjalanan pulang, kami diajak makan siang bersama oleh kakak-kakak pengurus SERINCIL di salah satu rumah warga. benar-benar hal yang menyenangkan, sampai-sampai tak terasa waktu yang membatasi keberadaan kami disana dan mengharuskan kami meninggalkan bocah-bocah kecil tersebut yang telah akrab dengan kami. walaupun berat, sekitar pukul 3 sore kami pun pulang, namun sebelumnya kami menjanjikan akan kesana lagi dan bermain bersama bocah-bocah tersebut, aamiin..
melalui mata kuliah yang diajarkan di kelas, Pendidikan Konservasi, inilah yang akhirnya membuat kami berkesempatan mengunjungi dan bertemu dengan keasrian alam serta keramahan masyarakat disana. melihat, mengetahui, dan sedikit mengenal karakter alam dan manusia disana membuat kami merasa bersyukur masih bisa merasakan hal tersebut :)
Oh, kejadiannya berarti pas ente semester 4 ya..
ReplyDeleteiya bang, pas dapet mata kuliah penkon nih :)
ReplyDelete