CeloteHany

penulis lepas yang menyukai darat, laut, dan langit

August 3, 2018


Panorama kota Bandung yang saya lihat di internet tempo hari mengawali perjalanan saya kali ini. Selang 2 hari setelah mencari berbagai tips perjalanan menuju Bandung akhirnya kami melangkah menuju Bandung.

Kampung Cai Ranca Upas, Ciwidey


Camping Area Ranca Upas menjadi tujuan utama kami kali ini. Menikmati bermalam di alam bebas bisa menjadi salah satu media mengurangi stress. Bukan hanya itu, udara bersih dan nyanyian alam dapat mengobati berbagai penyakit pada manusia.

Nekad traveler bisa jadi julukan yang saat ini tepat bagi kami berdua. Saya dan seorang teman semasa SMA, Dian, memulai perjalanan nekad kali ini. Berbekal sewaan tenda dan peralatan lapang akhirnya kami pun berangkat menuju lokasi.



Mungkin bagi laki-laki hal ini sudah biasa, tapi kami 2 orang perempuan asal kota hujan Bogor yang belum mengenal seluk beluk kota kembang Bandung bisa dibilang cukup berani. Hal ini saya simpulkan dari berbagai komentar yg terlontar dari orang2 yang kami temui dalam perjalanan. Kebanyakan bilang, "berdua doang? Kok berani neng?". Ada juga yang berkomentar, "bagus de, puas2in mumpung masih muda" :)

Rute perjalanan yg kami pilih yaitu menggunakan bis. Dari terminal Bogor menuju terminal Leuwi Panjang. Kami berangkat sekitar 10.30 dan baru sampai di Leuwi Panjang 15.30. Selama perjalanan banyak kami habiskan dengan tidur dan baca buku.

Sampai di Leuwi Panjang, rute kami selanjutnya adalah menuju Terminal Ciwidey. Ternyata di Bandung juga ada mobil Colt (dibaca kol) yang beroperasi membawa penumpang seperti di Sukabumi. Bedanya disini kol nya melalui jalan tol yang pada umumnya lurus, tidak seperti di Sukabumi parungkuda yang berkelok-kelok dan naik-turun.

Saat tiba di Terminal Ciwidey, kami sudah kehabisan angkot kuning yang menuju Ranca Upas. Buat kalian yang mau ke Ranca Upas menggunakan transportasi umum sebaiknya tiba sebelum pukul 15.00, karena angkot kuning menuju Ranca Upas sudah selesai beroperasi pada waktu tsb.

Saat itu ada angkot kuning yang hendak pulang dan arahnya sama dgn kami. Akhirnya kami naik setengah jalan, dan melanjutkan perjalanan menggunakan ojek. Karena malam hari biayanya jadi lebih mahal. Menurut petugas Ranca Upas seharusnya untuk jarak tsb kami hanya perlu membayar 10rb, tp karena kami pikir daripada tidak ada angkutan lain, akhirnya kami pun membayar 25rb per motor untuk bisa sampai ke lokasi.

Kampung Cai Ranca Upas, begitulah tulisan di atas gapura besar menandakan bahwa kami telah memasuki kawasan tujuan kami. Setelah membayar tiket masuk, kami pun berjalan kurang lebih 150m untuk bisa sampai di lokasi camping ground.

Saat itu sudah gelap, kami memutuskan untuk berisitirahat sejenak di salah  satu warung yg banyak tersedia di lokasi. Cuaca dan suhu yg dingin cukup membuat kami memutuskan untuk memesan minuman panas untuk menghangatkan badan.

Usai minum, solat, dan numpang nge-charge HP, kami pun menuju lokasi camp yang kurang lebih berjarak 150m dari warung. Di lokasi sudah ada sekitar belasan tenda lainnya. Sekitar 30menit kami mendirikan tenda, posisi yang kami ambil dekat kamar mandi.

Btw untuk yang males ribet bawa2 tenda dari rumah bisa langsung nyewa tenda di lokasi saja. Harganya berkisar 150-250rb tergantung ukuran tenda. Harga tersebut sudah termasuk jasa pasang-bongkar. Selain tenda ada juga matras, SB, kompor, hammock, dll yang bisa disewa.

Malam hari kami habiskan untuk menghabiskan seluruh bekal makanan yang kami bawa sambil berbincang-bincang hangat. Kebetulan kami membeli kayu bakar, sehingga suhu yang dingin dapat dikurangi dengan hangatnya api.

Waktunya tidur, suhu semakin rendah, saat itu di HP menunjukkan 16°C. Kami memutuskan untuk langsung tidur. Namun karena kami hanya tidur menggunakan alas fly sheet dan berselimut 1 SB berdua alhasil kami pun selalu terbangun karena kedinginginan. Sampai saya pun memasukan kaki ke dalam carrier.

Suara azan subuh masih terdengar dari tempat camp walaupun sayup-sayup. Usai solat subuh, kami berniat menghangatkan badan sambil menunggu sunrise dengan membuat api unggun kembali. Nihilnya sudah habis setengah botol minyak tanah api tak kunjung menyala. Kami pun menyerah dan memutuskan untuk langsung sarapan. Sebelum perjalanan kami sudah sepakat tidak makan nasi agar tidak berat bawa beras. Tapi Kami mengganti nasi dengan quacker oatmeal rasa Soto. Ini enak.

Pagi dan Sunrise Ranca Upas


Sebenernya sunrise tidak terlalu terlihat dari tempat camp kami, tapi disana cukup indah untuk menikmati kabut pagi yang sebentar hilang sebentar ada berpadu dengan sinaran mentari yang malu-malu dengan udara segar khas daerah pegunungan.

Semua orang sibuk berfoto dengan moment berkabut yang kece tersebut. Sayangnya dalam perjalanan kami kali ini kami hanya membawa kamera tanpa fotografer handal. Jadilah fotonya hanya seadanya. Tapi lumayanlah.

Pagi hari banyak kami habiskan untuk bercengkrama menikamati suasana sambil sesekali menyeruput minuman hangat atau camilan yang kami bawa. Bagi saya yang hobi baca, wajib buat bawa buku kemana2, dan ternyata baca buku di alam bebas sembari berjemur di depan sunrise rasanya menyenangkan.

Kira2 pukul 9, suhu mulai hangat beberapa orang langsung membereskan tendanya. Dan kami pun akhirnya melakukan hal yang sama. Packing baru selesai pukul 10. Kami pun melanjutkan perjalanan ke destinasi kami selanjutnya, Kawah Putih.

Tapi sebelum keluar kawasan kami menikmati foto2 dengan background rusa.
FYI, lokasi camp Ranca Upas dan kandang rusa ini memang banyak dilirik orang untuk foto Pra-Wedding. Untuk kami yang masih jomblo cukup foto selfie aja berdua. Semoga tahun depan mah udah ada ya. Ada apanya? Yaa.. itunya.. :) udah ah, ngga usah dibahas.

Kawah Putih


Menuju lokasi Kawah Putih sebenernya tidak terlalu jauh, hanya membutuhkan 5 menit dengan angkot yang lewat di depan atau 10 berjalan kaki menuju pintu utama Kawah Putih. Selanjutnya bagi yang tidak membawa kendaraan bisa langsung membayar tiket masuk dan biaya naik ontang-anting.

Ontang-anting ini merupakan sejenis angkot yang sudah di modifikasi bodynya hanya berupa kerangka berkaca. Jumlah penumpang yang bisa naik ke dalamnya, 16 orang. Dengan komposisi, 2-4-4-4.
Butuh sekitar 10menit untuk bisa mencapai puncak kawah menggunakan ontang-anting ini. Sesampainya disana kami langsung disajikan pemandangan Kawah Putih dengan air berwarna hijau telur asin. Indah banget. Buat yang mau kesana sebaiknya membawa masker atau bisa juga beli dilokasi karena berdasarkan informasi bisa tiba-tiba terjadi keluarnya gas beracun dari kawah.

Karena matahari sudah cukup tinggi, kami tidak banyak berfoto-foto disana. Ditambah Dian yang sedang kurang sehat karena sedang kedatangan tamu bulanan :)
Kami pun hanya menghabiskan waktu kurang lebih sejam, dan kembali ke pintu utama menggunakan ontang-anting.

Karena sudah cukup lelah kondisi nya. Akhirnya kami membatalkan untuk melanjutkan perjalanan ke Situ Patenggang, walaupun jarak nya tidak begitu jauh dari sana. Mungkin lain waktu, semoga bisa kesana lagi, aamiin.

Rute kembali ke Term.Leuwi Panjang kami tempuh dengan naik angkot dari depan Kawah Putih dan Colt. Waktu tempuh lebih lama karena ternyata rutenya tidak melalui tol, seperti saat berangkat.

Sampai di Leuwi Panjang kami langsung naik bis MGI tujuan Bogor. Akhirnya sampai kembali di Bogor sekitar 10malam. Kami pun berpisah, saya naik gojek ke Stasiun, Dian langsung ke rumah.

Kira-kira begitu lah perjalanan kami kali ini. Untuk itinerary dan budget yang kami habiskan ada di bawah ini :)

Transportasi dan Tiket


Bis Bogor - Bandung Rp 65.000
Colt Leuwi Panjang - Ciwidey Rp 15.000
Angkot Ciwidey - Ranca Upas Rp 15.000
Atau Ojek jika kemalaman Rp 25.000
Tiket masuk Ranca Upas Rp 25.000 per orang
Angkot Ranca Upas - Kawah Putih Rp 3.000 per orang
Tiket masuk Kawah Putih plus Ontang-anting Rp 35.000 per orang
Angkot Ranca Upas - Ciwidey Rp 15.000
Colt Ciwidey - Leuwi Panjang Rp 12.500
Bis Bandung - Bogor Rp 65.000

Total per orang Rp 275.500

Kayu bakar Rp 15.000
Minyak tanah Rp 10.000 per botol

Untuk sewa tenda diluar Ranca Upas, kami di Sinai Adventure

Tenda Hilman Tour kapasitas 2 Rp 45.000
Nesting Rp 10.000
Carrier 70 liter Rp 25.000
Kompor Rp 10.000
Gas Rp 20.000

Total Rp 110.000 per malam


Sekian, semoga bermanfaat :)


Ontang-anting di Kawah Putih

View Kawah Putih

Hutan Cantigi di Kawah Putih
itu katanya lagi dipake untuk syuting film horror makanya dikasih kapas2

Pintu masuk Kawah Putih

Adem banget baca buku di Kawah Putih

Peta lokasi Ranca Upas

Masak di lapang, ngabisin stok makanan

Baca buku di sini juga enak :)

Di Bis menuju Bandung

Dian lagi ngga mau foto makanya saya foto sendirian :)