.png)
Tulisan ini langsung saya buat ketika saya membaca sebuah tulisan kecil di blog salah satu inspirator hidup saya, seorang kakak yang senantiasa menjadi pendorong semangat adik-adiknya untuk mencapai kesuksesan hidup (http://adlienerz.blogspot.com/2014/01/hai-adlien-di-tahun-2024-kado-masa-depan.html)
Semua pengalaman yang dian-diam ia rajut di pulau seberang, Makassar. Jauh dari keluarga justru menjadikannya semakin bersemangat untuk menjadi sesosok panutan bagi kelima adiknya disini. Setiap kali membaca tulisan kecilnya yang sering ia muat di blog, koran, atau semacamnya membuat saya iri dengan semua keberhasilnnya sekaligus membuat saya bersemangat untuk bukan menjadi seseorang yang diam di satu titik awal. Rasanya seperti "tamparan" yang menyadarkan saya, betapa bodohnya saya selama ini, menyia-nyiakan waktu produktif seperti saat ini.
Pertanyaan-pertanyaan kecil tiba-tiba muncul dalam pikiran dan hati ini, sudah berapa lama saya hidup? sudah berapa banyak kebaikan yang saya perbuat di dunia? sudahkah saya bersyukur pada Allah karena telah melahirkan saya ke dunia ini? sudahkah saya bersyukur akan rahmat dan karunia Allah karena telah menghadirkan orang-orang yang istimewa di hidup saya? keluarga yang rukun, sahabat yang peduli, bisa menikmati bangku pendidikan disaat banyak anak yang putus sekolah karena tak mampu membayar uang sekolah, diberi kesempatan untuk bisa melihat, mendengar, merasakan, mengecap disaat banyak orang yang tidak bisa merasakannya karena keterbatasan, sudahkah itu semua saya syukuri? sudah berapa sering saya membahagiakan orang-orang di sekeliling saya yang selalu mendukung langkah saya? sudah berapa sering saya membuat Bunda dan Ayah tersenyum? atau malah lebih seringkah saya membuat mereka bersedih? sudah berterimakasihkah saya kepada mereka yang namanya tidak bisa saya sebutkan satu persatu-satu karena telah memberi warna dalam hidup saya? sudah bermanfaatkah saya bagi orang banyak? sudah banyakkah impian yang saya tuliskan untuk kemudian saya wujudkan? sudah berapa keraskah usaha saya untuk mewujudkan impian itu? sudah banyakkah coretan-coretan di daftar impian saya karena telah berhasil terwujud? atau malah daftar impian itu menjadi seonggok sampah yang terabaikan di sudut kolong meja belajar saya? sudah seringkah saya melihat daftar impian itu dan terus memacu diri untuk segera mewujudkannya? sudah berapa seringkah saya mengalami kegagalan? atau malah saya tidak pernah gagal karena tidak pernah melangkah dari satu titik awal ini? sudah merasa puaskah saya dengan apa yang saya punya saat ini? sudah berapa banyak saya mencoba untuk melompati sebuah permasalahan yang menunda impian saya? sudah maukah saya menerima saran dari orang lain? sudahkah saya mampu mengendalikan keegoisan dan kesombongan diri ini? sudahkah? sudahkah? sudahkah? hanya sekedar bertanya..
Semua pertanyaan itu, apakah bisa saya jawab?? sudah atau belum?? ah malu rasanya.. melihat diri yang selalu merasa bangga dan puas pada pencapaian yang tidak apa-apanya dibandingkan dengan banyak pencapaian yang telah dilakukan orang lain. Masih saja diri ini mengangkuhkan diri di depan orang banyak, padahal tidak lebih dari sebutir pasir diantara luasnya pantai.
Beruntung di sekeliling saya, masih banyak orang-orang yang peduli dan mengingatkan saya untuk segera berubah menjadi orang yang bermanfaat di dunia dan di akhirat, beruntung mereka masih mau bersabar mendampingi setiap langkah-langkah kecil saya untuk bangkit, menyadarkan saya dari kemalasan, kesombongan, dan keegoisan diri yang sering muncul tiba-tiba. Terima kasih...
Terima kasih Ya Allah, Engkau selalu membimbing hamba-Mu ini, terimakasi telah menghadirkan mereka yang selalu memberi semangat untuk hidup saya, Bunda, Ayah, mba Adlina, mas Milzam, Majid, Azizah, Maulana, keluarga, sahabat, dan semua yang telah hadir dalam kehidupan saya :'D
semoga saat ini bisa menjadi pelecut saya untuk segera berubah, aamiin..
*semangat Menteri Kehutanan RI 2029 !! semangat Master Chef untuk keluarga nanti!! semangat berjuang Ibu untuk anak-anak yang soleh dan soleha!! kutunggu kau mencoret daftar impianmu karena telah berhasil kau wujudkan!! :D
Semua pengalaman yang dian-diam ia rajut di pulau seberang, Makassar. Jauh dari keluarga justru menjadikannya semakin bersemangat untuk menjadi sesosok panutan bagi kelima adiknya disini. Setiap kali membaca tulisan kecilnya yang sering ia muat di blog, koran, atau semacamnya membuat saya iri dengan semua keberhasilnnya sekaligus membuat saya bersemangat untuk bukan menjadi seseorang yang diam di satu titik awal. Rasanya seperti "tamparan" yang menyadarkan saya, betapa bodohnya saya selama ini, menyia-nyiakan waktu produktif seperti saat ini.
Pertanyaan-pertanyaan kecil tiba-tiba muncul dalam pikiran dan hati ini, sudah berapa lama saya hidup? sudah berapa banyak kebaikan yang saya perbuat di dunia? sudahkah saya bersyukur pada Allah karena telah melahirkan saya ke dunia ini? sudahkah saya bersyukur akan rahmat dan karunia Allah karena telah menghadirkan orang-orang yang istimewa di hidup saya? keluarga yang rukun, sahabat yang peduli, bisa menikmati bangku pendidikan disaat banyak anak yang putus sekolah karena tak mampu membayar uang sekolah, diberi kesempatan untuk bisa melihat, mendengar, merasakan, mengecap disaat banyak orang yang tidak bisa merasakannya karena keterbatasan, sudahkah itu semua saya syukuri? sudah berapa sering saya membahagiakan orang-orang di sekeliling saya yang selalu mendukung langkah saya? sudah berapa sering saya membuat Bunda dan Ayah tersenyum? atau malah lebih seringkah saya membuat mereka bersedih? sudah berterimakasihkah saya kepada mereka yang namanya tidak bisa saya sebutkan satu persatu-satu karena telah memberi warna dalam hidup saya? sudah bermanfaatkah saya bagi orang banyak? sudah banyakkah impian yang saya tuliskan untuk kemudian saya wujudkan? sudah berapa keraskah usaha saya untuk mewujudkan impian itu? sudah banyakkah coretan-coretan di daftar impian saya karena telah berhasil terwujud? atau malah daftar impian itu menjadi seonggok sampah yang terabaikan di sudut kolong meja belajar saya? sudah seringkah saya melihat daftar impian itu dan terus memacu diri untuk segera mewujudkannya? sudah berapa seringkah saya mengalami kegagalan? atau malah saya tidak pernah gagal karena tidak pernah melangkah dari satu titik awal ini? sudah merasa puaskah saya dengan apa yang saya punya saat ini? sudah berapa banyak saya mencoba untuk melompati sebuah permasalahan yang menunda impian saya? sudah maukah saya menerima saran dari orang lain? sudahkah saya mampu mengendalikan keegoisan dan kesombongan diri ini? sudahkah? sudahkah? sudahkah? hanya sekedar bertanya..
Semua pertanyaan itu, apakah bisa saya jawab?? sudah atau belum?? ah malu rasanya.. melihat diri yang selalu merasa bangga dan puas pada pencapaian yang tidak apa-apanya dibandingkan dengan banyak pencapaian yang telah dilakukan orang lain. Masih saja diri ini mengangkuhkan diri di depan orang banyak, padahal tidak lebih dari sebutir pasir diantara luasnya pantai.
Beruntung di sekeliling saya, masih banyak orang-orang yang peduli dan mengingatkan saya untuk segera berubah menjadi orang yang bermanfaat di dunia dan di akhirat, beruntung mereka masih mau bersabar mendampingi setiap langkah-langkah kecil saya untuk bangkit, menyadarkan saya dari kemalasan, kesombongan, dan keegoisan diri yang sering muncul tiba-tiba. Terima kasih...
Terima kasih Ya Allah, Engkau selalu membimbing hamba-Mu ini, terimakasi telah menghadirkan mereka yang selalu memberi semangat untuk hidup saya, Bunda, Ayah, mba Adlina, mas Milzam, Majid, Azizah, Maulana, keluarga, sahabat, dan semua yang telah hadir dalam kehidupan saya :'D
semoga saat ini bisa menjadi pelecut saya untuk segera berubah, aamiin..
*semangat Menteri Kehutanan RI 2029 !! semangat Master Chef untuk keluarga nanti!! semangat berjuang Ibu untuk anak-anak yang soleh dan soleha!! kutunggu kau mencoret daftar impianmu karena telah berhasil kau wujudkan!! :D
Ayah senang membaca tulisanmu ananda hanny, teruslah menulis semoga itu bermanfaat buat orang lain,dan diri ananda sendiri
ReplyDeletelike
ReplyDelete