Kemarin hari apa ya? Yaps, 2 Mei, di Indonesia, diperingati
sebagai Hari Pendidikan Nasional. Kira2 udah pada tahu alasan kenapa tanggal
tsb ditetapkan sbg Hari Pendidikan? Awalnya saya pikir, mungkin tanggal 2 Mei
itu pertama kali nya ada sekolah. Ternyata bukan, usut punya usut, tanggal 2
Mei merupakan hari lahir dari seseorang yang sangat berjasa menerangkan dunia
pendidikan yang ada di Indonesia. Siapakah dia? Tak lain dan tak bukan, Bapak
Pendidikan Nasional kita, Ki Hajar Dewantara yang terkenal akan ajaran Tut Wuri
Handayani nya.
Beliau memiliki nama asli Raden Mas Suwardi Suryaningrat,
dilahirkan di Yogyakarta, 2 Mei 1889. Berkat semangat perjuangan beliau lah,
wajah pendidikan di Indonesia mulai berganti dari suram menuju terang. Hingga
pada tgl 3 Juli 1922, didirikanlah Perguruan Taman Siswa yang merupakan sekolah
nasional pertama bagi rakyat Indonesia. Kalo ngga ada beliau, mungkin kita ngga
bakal bisa nikmati duduk di bangku sekolah seperti saat ini. Dan mungkin ngga
bakal ada kisah Dilan dan Milea tahun 1990 atau mungkin Kisah Kasih di Sekolah
yang dijadikan judul lagu Chrisye :)
Tuh kan saya jadi baper. Balik lagi ke Hari Pendidikan
Nasional. Kira2 sebagai generasi muda apasih yang bisa kita lakukan untuk
mempertahankan kemerdekaan Indonesia saat ini? Karena faktanya, sadar atau
tidak sadar potret buram pendidikan dalam negeri saat ini semakin menyungkil
empati kita. Angka kemiskinan yg berbanding lurus dengan angka putus sekolah di
Indonesia, mau tak mau menjadi momok yg harus mendapat perhatian dari banyak
pihak, termasuk kita, generasi Y (re: Why?).
Walaupun negara telah menjamin kebebasan menuntut ilmu yang
diatur dalam UUD 1945 pasal 31, tetap saja nyatanya Indonesia masih belum cukup
disandingkan dengan negara tetangga Malaysia di bidang pendidikan nya. Miris
memang jika mengetahui dulu Malaysia lah yg mengimpor tenaga pendidik dari
Indonesia. Namun kini? Indonesia masih kekurangan tenaga pendidik berkualitas
sehingga rencana negara akan mengimpor 600 Dosen dari luar. Lalu memangnya pada
kemana para guru, dosen, pengajar yang ada di Indonesia? Bukannya tes CPNS
tahun lalu paling banyak jatahnya adalah Kemendikbud?
Sebagai generasi muda, yang katanya punya semangat tinggi,
tentu banyak jalan menuju Roma demi memajukan pendidikan yang ada di Indonesia
saat ini. Bahkan dari banyak negara, Indonesia di daulat sebagai negara denga jumlah Relawan terbanyak loh. Nah kali ini saya mau sedikit sharing kegiatan yang saya lakukan
kemarin bersama Indonesia Mengajar. Tapi sebelumnya udah pada tahu kan apa sih
Indonesia Mengajar itu?
Awal mula didirikan pada tahun 2010 yang salah satunya di
inisiatori oleh Anies Baswedan yang kini tengah menjabat sebagai Gubernur DKI
Jakarta. Dimana salah satu visinya yaitu, “mengajak semua pihak untuk ambil
bagian memanjukan pendidikan di Indonesia”. Hingga kini sudah banyak daerah
yang merasa terbantu dengan adanya Indonesia Mengajar. Kurang lebih 795
pengajar muda Indonesia sudah tersebar di 28 Kabupaten berjuang memajukan
pendidikan kita. Walaupun masa kerja dari Pengajar Muda hanya 1 tahun, namun IM
juga sudah menerapkan sistem kolaborasi dengan aktor pendidikan yang ada di
daerah untuk dapat melanjutkan visi misi yang sama. Jadi ketika masa kerja PM
sudah berakhir nyala lilin yang ada diberbagai pelosok negeri ini masih terus
menyala.
Tanggal 2 Mei kemarin IM baru saja mengadakan talkshow
seputar pendidikan dengan mengajak berbagai lembaga dan komunitas muda untuk
bersama mendiskusikan kerja nyata yang dapat dilakukan siapapun untuk
pendidikan di negeri ini. Power Talk Indonesia Mengajar kali ini mengangkat
tema “Melihat Pendidikan Lebih Besar dari Sekadar Sosok”. Kegiatan ini diadakan
di gedung Institute Francais Indonesia yang belakangan saya tahu itu merupakan
gedung Kedubes nya Perancis di Indonesia (Jalan M.H Thamrin, Jakarta Pusat). Dengan
mengundang narasumber yang selama ini terlibat langsung dalam kegiatan IM, ada
Mbak Haiva Muzdaliva (Managing Director Indonesia Mengajar) yang sebelumnya
bekerja di salah satu perusahaan skin care, Mas Dedi Kusuma, dan Mas Adhi
Winata.
Berbagai pengalaman menarik hingga bisa terperosok di jalan
yang benar ini membuat mereka sadar, bahwa pendidikan di Indonesia dapat
dimajukan oleh siapa saja, kapan saja, dan dimana saja. Semua dapat dilakukan
dari hal kecil yang ditularkan hingga menjadi hal besar yang bermanfaat bagi sesama.
Karena pada dasarnya dengan berbagi kita akan merasa bahagia. Banyak sebagian
dari kita yang memiliki mimpi untuk memajukan negeri. Dari pemimpi lah sosok
pejuang dilahirkan. Karena tanpa mimpi sama saja tak ada arah tujuan hidup. Tapi,
pemimpi yang berhasil dinilai dari usahanya untuk mewujudkan impiannya
tersebut. Di akhir akan terlihat siapa saja yang berhasil menantang dirinya
keluar dari kerangkeng kemalasannya. Karena percaya atau tidak, di dunia ini
tidak ada orang bodoh. Adanya orang yang malas dan orang yang rajin. Lalu sosok
manakah yang akan kita pilih untuk selanjutnya menjadi jati diri kita?
Nurul, teman HII yang kemarin membersamai Saya :) (Ternyata ada spot bagus buat foto nya loh) |
P.S. Tadi abis di ingetin sama Mbak Adlina buat nulis, sebenernya ini mau posting kemarin tapi saya lupa :P Dan intinya, selamat Hari Pendidikan Nasional, Ayo bersama Majukan Pendidikan Indonesia
No comments:
Post a Comment