...
entah sudah berapa lama hubungan Harmony dan Yuliando berjalan seperti ini, merekapun sepakat untuk tidak ada tanggal spesial yang mereka abadikan setiap bulan atau setiap tahunnya seperti kebanyakan pasangan pada umumnya. Hanya hari ketika salah satu dari mereka ada yang berulang tahun yang manjadi pengingat kedekatan mereka. yaa..tapi itu sederhana, hanya acara tiup lilin dan saling memanjatkan doa agar kedepannya semakin baik.
...
Tak terasa empat tahun sudah bangku perkuliahan yang penuh dengan kisah klasik anak remaja yang mengalami proses menuju dewasa mereka lalui. Saat itu Harmony yang memang lebih rajin dalam hal belajar dibandingkan Yuliando akhirnya mampu menyelesaikan tugas akhir untuk mendapatkan gelar sarjananya. "cieee, akhirnya ya Har kamu lulus duluan, selamat, semoga ilmunya barakah ya, aamiin", tutur Yuliando kepada Harmony seusai sidang kelulusan Harmony. Walaupun hal tersebut agak membuat Yuliando malu karena ia belum bisa mengikuti kecepatan Harmony dalam bidang pendidikan, namun hal tersebut tidak membuat Yuliando patah semangat. Ia justru menjadikan hal tersebut sebagai penyemangat agar ia lekas lulus juga. "Iya Yul, makasih ya.. tenang aja aku ga bakal wisuda tanpa kamu ko, jadi pendamping wisuda aku ya nanti!", ucap Harmony sambil tertawa ringan tiba-tiba sekaligus menyadarkan Yuliando dari lamunannya. Yuliando tidak sadar bahwa sedari tadi mereka berada di tengah kerumunan teman Harmony yang tengah merayakan kelulusan Harmony. "eh eh kalian kalo mau pacaran nanti aja dong, bikin baper aja! Har, sini buruan foto dulu sama kita-kita", celetuk salah seorang teman kelas Harmony. Langsung saja suara riuh ramai menyoraki mereka berdua yang tengah jadi objek tontonan anak sekelas, "huuuuu...".
...
Selang satu bulan setelah sidang kelulusan Harmony, rupanya Yuliando tengah mencoba memfokuskan kuliahnya, sehingga terkadang kesan jauh sering kali Harmony rasakan. Harmony merasa Yuliando berubah dan tidak seasik dulu. Hubungan mereka menjadi semakin renggang ketika Harmony mengira Yuliando mungkin sudah tidak menyukai dirinya, sehingga ia lebih memilih untuk menjaga jarak dengan Yuliando. Walaupun hal tersebut sulit ia lakukan, namun berkat kesibukannya sebagai mahasiswi yang memiliki hobi olah raga panahan, menjalani hobi adalah cara terbaik untuk menghilangkan Yuliando dari dalam pikirannya. Tapi semua itu hanya ada dalam pikiran Harmony yang memang selalu negative thinking terhadap Yuliando. Padahal Yuliando hanya ingin lulus tepat waktu dan tentu saja menepati janjinya pada Harmony untuk wisuda bersama. Tapi Yuliando tidak pernah mengatakan hal yang sebenarnya kepada Harmony dan lebih memilih melakukan dengan caranya.
Sampai suatu ketika Harmony benar-benar tidak bisa lagi menahan kekesalan bercampur rasa rindu dengan kedekatannya bersama Yuliando seperti halnya empat tahun lalu, "Yul, kamu kenapa sih kaya gini? Aku salah apa? Kenapa kamu tiba-tiba berubah ke aku? Jangan berubah Yul, aku mohon". Tanpa sadar air mata sudah mengalir deras dari kedua mata Harmony kala sore itu di kampus. Alih-alih menjawab pertanyaan Harmony, Yuliando hanya bisa terdiam atau lebih tepatnya tertegun, ia merasa menyesal karena telah membuat orang yang disukainya menangis karena sikapnya tersebut. Pelan-pelan Yuliando menghapus air mata di pipi Harmony dengan sapu tangan bergambar burung yang selalu ia bawa kemana-mana. "Harmony, aku..aku.. aku hanya ingin segera lulus dan bekerja, agar aku bisa segera melamar gadis pujaanku", kata Yuliando secara terbata-bata namun sangat halus terdengar di telinga Harmony. Lebih lagi Yuliando mengatakannya sambil tersenyum mencoba menenangkan isak tangis Harmony. Untung mereka sedang berada di salah satu pojok taman di kampus, sehingga tidak banyak orang yang memperhatikan mereka.
...
Usai kejadian sore itu di taman, hari-hari berikutnya hubungan Harmony dan Yuliando kembali membaik. Harmony senang karena Yuliando bisa lebih terbuka dengannya. Harmony terus menyemangati Yuliando agar dapat segera lulus sepertinya, dan menepati janjinya di bulan Oktober untuk wisuda bersama. Yuliando juga senang karena ia tidak lagi membuat Harmony sedih dan bisa membuat Harmony tersenyum selama bersamanya. Hari demi hari berlalu, sampai juga pada hari sidang Yuliando berlangsung. "Yul, jangan lupa berdoa, telepon mamah juga, minta didoakan agar dimudahkan sidangnya, Aamiin Yaa Rabbal'alamiin, aku percaya kamu bisa", seru Harmony seraya tersenyum kepada pujaan hatinya tersebut sebelum Yuliando memasuki ruang sidang. Dua jam berlalu, akhirnya Yuliando berhasil meraih gelar sarjanya, sebagaimana Harmony.
Dan satu bulan setelah itu, akhirnya waktu yang mereka tunggu-tunggu tiba. Wisuda bersama di bulan Oktober pun berlangsung. Pada hari itu, bukan hanya merayakan kelulusan mereka, mereka juga saling mengenalkan keluarganya. Orang tua Harmony sangat senang dengan Yuliando, begitu pun orang tua Yuliando kepada Harmony. Tidak lama setelah pertemuan dua keluarga itu, akhirnya disepakati keluarga menyatukan Harmony dan Yuliando dalam ikatan pernikahan. Tapi mereka berdua harus sabar, karena salah satu syarat yang diminta oleh orang tua Yuliando adalah agar Yuliando bekerja terlebih dahulu, karena ia adalah anak laki-laki pertama dengan satu adik perempuan yang masih bersekolah. Orang tua Yuliando hanya ingin anaknya bisa bertanggung jawab terhadap masa depan keluarganya kelak jika sudah menikah. Mereka tidak ingin Yuliando menafkahi keluarga dengan uang dari orang tua, bukan hasil jerih payahnya sendiri (bersambung).
note:
semua cerita di atas hanya fiktif belaka, nama, tempat, dan cerita yang mungkin sama hanya sebuah kebetulan. selamat menikmati.
entah sudah berapa lama hubungan Harmony dan Yuliando berjalan seperti ini, merekapun sepakat untuk tidak ada tanggal spesial yang mereka abadikan setiap bulan atau setiap tahunnya seperti kebanyakan pasangan pada umumnya. Hanya hari ketika salah satu dari mereka ada yang berulang tahun yang manjadi pengingat kedekatan mereka. yaa..tapi itu sederhana, hanya acara tiup lilin dan saling memanjatkan doa agar kedepannya semakin baik.
...
Tak terasa empat tahun sudah bangku perkuliahan yang penuh dengan kisah klasik anak remaja yang mengalami proses menuju dewasa mereka lalui. Saat itu Harmony yang memang lebih rajin dalam hal belajar dibandingkan Yuliando akhirnya mampu menyelesaikan tugas akhir untuk mendapatkan gelar sarjananya. "cieee, akhirnya ya Har kamu lulus duluan, selamat, semoga ilmunya barakah ya, aamiin", tutur Yuliando kepada Harmony seusai sidang kelulusan Harmony. Walaupun hal tersebut agak membuat Yuliando malu karena ia belum bisa mengikuti kecepatan Harmony dalam bidang pendidikan, namun hal tersebut tidak membuat Yuliando patah semangat. Ia justru menjadikan hal tersebut sebagai penyemangat agar ia lekas lulus juga. "Iya Yul, makasih ya.. tenang aja aku ga bakal wisuda tanpa kamu ko, jadi pendamping wisuda aku ya nanti!", ucap Harmony sambil tertawa ringan tiba-tiba sekaligus menyadarkan Yuliando dari lamunannya. Yuliando tidak sadar bahwa sedari tadi mereka berada di tengah kerumunan teman Harmony yang tengah merayakan kelulusan Harmony. "eh eh kalian kalo mau pacaran nanti aja dong, bikin baper aja! Har, sini buruan foto dulu sama kita-kita", celetuk salah seorang teman kelas Harmony. Langsung saja suara riuh ramai menyoraki mereka berdua yang tengah jadi objek tontonan anak sekelas, "huuuuu...".
...
Selang satu bulan setelah sidang kelulusan Harmony, rupanya Yuliando tengah mencoba memfokuskan kuliahnya, sehingga terkadang kesan jauh sering kali Harmony rasakan. Harmony merasa Yuliando berubah dan tidak seasik dulu. Hubungan mereka menjadi semakin renggang ketika Harmony mengira Yuliando mungkin sudah tidak menyukai dirinya, sehingga ia lebih memilih untuk menjaga jarak dengan Yuliando. Walaupun hal tersebut sulit ia lakukan, namun berkat kesibukannya sebagai mahasiswi yang memiliki hobi olah raga panahan, menjalani hobi adalah cara terbaik untuk menghilangkan Yuliando dari dalam pikirannya. Tapi semua itu hanya ada dalam pikiran Harmony yang memang selalu negative thinking terhadap Yuliando. Padahal Yuliando hanya ingin lulus tepat waktu dan tentu saja menepati janjinya pada Harmony untuk wisuda bersama. Tapi Yuliando tidak pernah mengatakan hal yang sebenarnya kepada Harmony dan lebih memilih melakukan dengan caranya.
Sampai suatu ketika Harmony benar-benar tidak bisa lagi menahan kekesalan bercampur rasa rindu dengan kedekatannya bersama Yuliando seperti halnya empat tahun lalu, "Yul, kamu kenapa sih kaya gini? Aku salah apa? Kenapa kamu tiba-tiba berubah ke aku? Jangan berubah Yul, aku mohon". Tanpa sadar air mata sudah mengalir deras dari kedua mata Harmony kala sore itu di kampus. Alih-alih menjawab pertanyaan Harmony, Yuliando hanya bisa terdiam atau lebih tepatnya tertegun, ia merasa menyesal karena telah membuat orang yang disukainya menangis karena sikapnya tersebut. Pelan-pelan Yuliando menghapus air mata di pipi Harmony dengan sapu tangan bergambar burung yang selalu ia bawa kemana-mana. "Harmony, aku..aku.. aku hanya ingin segera lulus dan bekerja, agar aku bisa segera melamar gadis pujaanku", kata Yuliando secara terbata-bata namun sangat halus terdengar di telinga Harmony. Lebih lagi Yuliando mengatakannya sambil tersenyum mencoba menenangkan isak tangis Harmony. Untung mereka sedang berada di salah satu pojok taman di kampus, sehingga tidak banyak orang yang memperhatikan mereka.
...
Usai kejadian sore itu di taman, hari-hari berikutnya hubungan Harmony dan Yuliando kembali membaik. Harmony senang karena Yuliando bisa lebih terbuka dengannya. Harmony terus menyemangati Yuliando agar dapat segera lulus sepertinya, dan menepati janjinya di bulan Oktober untuk wisuda bersama. Yuliando juga senang karena ia tidak lagi membuat Harmony sedih dan bisa membuat Harmony tersenyum selama bersamanya. Hari demi hari berlalu, sampai juga pada hari sidang Yuliando berlangsung. "Yul, jangan lupa berdoa, telepon mamah juga, minta didoakan agar dimudahkan sidangnya, Aamiin Yaa Rabbal'alamiin, aku percaya kamu bisa", seru Harmony seraya tersenyum kepada pujaan hatinya tersebut sebelum Yuliando memasuki ruang sidang. Dua jam berlalu, akhirnya Yuliando berhasil meraih gelar sarjanya, sebagaimana Harmony.
Dan satu bulan setelah itu, akhirnya waktu yang mereka tunggu-tunggu tiba. Wisuda bersama di bulan Oktober pun berlangsung. Pada hari itu, bukan hanya merayakan kelulusan mereka, mereka juga saling mengenalkan keluarganya. Orang tua Harmony sangat senang dengan Yuliando, begitu pun orang tua Yuliando kepada Harmony. Tidak lama setelah pertemuan dua keluarga itu, akhirnya disepakati keluarga menyatukan Harmony dan Yuliando dalam ikatan pernikahan. Tapi mereka berdua harus sabar, karena salah satu syarat yang diminta oleh orang tua Yuliando adalah agar Yuliando bekerja terlebih dahulu, karena ia adalah anak laki-laki pertama dengan satu adik perempuan yang masih bersekolah. Orang tua Yuliando hanya ingin anaknya bisa bertanggung jawab terhadap masa depan keluarganya kelak jika sudah menikah. Mereka tidak ingin Yuliando menafkahi keluarga dengan uang dari orang tua, bukan hasil jerih payahnya sendiri (bersambung).
note:
semua cerita di atas hanya fiktif belaka, nama, tempat, dan cerita yang mungkin sama hanya sebuah kebetulan. selamat menikmati.
No comments:
Post a Comment