...
ternyata hanya pesan dari seseorang yang pernah hadir di masa lalu wanita itu. lebih tepatnya seseorang yang sedang ingin ia lupakan, karena dengan mengingatnya mungkin luka itu akan kembali menganga. singkat, ... "hai, apa kabar?" begitu isi pesan tersebut yang terpampang di layar ponsel wanita itu. walau nomor tersebut tak bernama di ponselnya, namun angka-angka nya masih lekat dalam ingatan wanita itu.
dari pada mengenang masa-masa itu, wanita itu terlihat buru-buru langsung menghapus pesan tersebut. khawatir hatinya akan kembali bergetar dengan seseorang yang entah sekarang bagaimana dan dimana keberadaannya. ia lebih memilih memijit layar ponselnya mencari salah satu nama di daftar kontaknya. huruf "Y", dan ia langsung mengirimi kontak tersebut
sebuah pesan singkat yang mungkin dapat dibilang kekesalan hatinya karena telah lam menunggu tanpa kabar yang jelas.
tidak berapa lama setelah ia mengirim pesan kepada sosok yang ditunggunya sedari tadi, ia pun bergegas merapikan laptopnya yang masih menyala dan langsung memasukkan ke dalam ranselnya. dengan tergesa-gesa dan sedikit menahan amarah, ia pun meninggalkan tempatnya menunggu.
setibanya di kosan, ia pun melepas kekesalannya kepada orang yang ditunggunya dengan mandi. ya hal tersebut biasa ia lakukan karena dengan air, amarah yang ia rasakan dapat segera mereda. seperti hal nya ketika hujan deras berhenti dan berganti dengan indahnya semburat pelangi di ufuk langit. sesederhana itu pula ia dapat melupakan segala kekesalannya. dan seperti itu seterusnya, sampai keesokan harinya ia akan kembali berdamai dengan masalah kemarin.
...
pagi itu rupanya Tuhan sedang berbaik hati dengan mengirimkan mentari cantik yang memancarkan sinarnya menembus celah-celah jendela di kamar wanita itu. sambil mengawali hari yang indah itu, ia langsung membuka daun jendela diiringi musik-musik khas anak muda kala itu. senyum yang merekah saat itu tidak lagi menagih kesalahan hari kemarin. hal yang ia lakukan seperti hari-hari biasanya yaitu mengaktifkan ponsel kecilnya untuk sekadar mengecek pesan masuk sedari malam, karena ia biasa mematikan ponselnya ketika berada di kosan. dan benar saja, banyak pesan yang berentet memenuhi notifikasi ponselnya. 9 pesan dari seseorang yang kemarin ia sangat harapkan kedatangannya dan membuat ia kesal. tapi itu kemarin, ia pun sudah melupakannya dan membaca satu persatu pesan tersebut dengan kepala dingin. seperti biasa ... "maaf gua ketiduran", ..."Harmony? tadi lu nungguin gua dikampus?", ..."maaf bgt ya, gua baru bangun ini juga", ..."Harmony?", dst. tapi alih-alih wanita itu kesal, justru ia tersenyum geli setelah membaca isi pesan tersebut. dan ia langsung membalas pesan tersebut, "iya gapapa, udah biasa ko, haha. eh udah sarapan belum?".
...
"ciee, akur lagi nih ye?", celetuk salah satu teman sekelas Harmony, ketika melihat wanita itu pergi ke kampus bersama seseorang yang kemarin membuat hatinya kesal, Yuliando. Harmony dan Yuliando selepas sarapan di kosan Harmony dengan menu andalan pagi hari buatan Harmony sendiri, nasi goreng dan telur dadar, akhirnya pergi ke kampus bersama. ya seperti itulah tanda mereka telah berdamai, terlihat seperti anak kecil memang, tapi hal tersebut yang justru membuat hubungan persahabatan dalam tanda kutip tersebut awet. sesampainya di ruang kuliah, mereka kembali bergabung dengan temannya masing-masing. Harmony yang kebetulan termasuk anak rajin, lebih sering memilih bangku barisan pertama, kedua, atau ketiga menjadi tempat favoritnya memahami ilmu-ilmu yang diberikan oleh dosen. lain halnya dengan Yuliando, ia lebih antusias duduk di berisan kursi belakang bersama teman-teman lainnya dan asik memainkan gadgetnya untuk sekadar surfing atau membuka akun-akun media sosial yang ia punya, atau terkadang ketika ocehan dosen terdengar membosankan, headset pun menjadi pilihan teman tidur di bangku kuliah saat itu.
...
"Pak, maaf waktunya sudah habis", begitu celetuk salah satu teman Harmony, yang juga merupakan ketua kelas atau yang lebih akrab dipanggil komti jika di IPB. hal tersebut biasa ia lakukan untuk sekadar mengingatkan dosen yang tengah mengajar jika melewati waktu perkuliahan yang dijadwalkan. dan seusai perkuliahan, dengan canggung Yuliando mengajak Harmony untuk makan di kantin, namun bukan Yuliando namanya jika ia berani mengajak Harmony makan berdua di kantin yang dipenuhi anak-anak fakultasnya tersebut. Yuliando kali itu tengah mengajak Derry lebih dulu untuk makan siang di kantin, baru setelah itu mengajak Harmony. kebetulan Derry juga merupakan sahabat Harmony, sehingga tanpa canggung, ia pun mengiyakan ajakan Yuliando.
...
"mau makan apa Har, Yul?", tanya Derry kepada kedua sahabatnya tersebut. sahabat yang karena dirinyalah mereka dapat menjadi sedekat itu. karena sejak awal satu kelas Harmony lebih suka bergaul hanya dengan teman-teman wanita dan merasa canggung untuk dekat dengan laki-laki. lain halnya dengan Yuliando yang sedikit lebih tenar, karena kebaikan hatinya kepada siapa pun. terlebih ia pernah menyandang jabatan PJ salah satu mata kuliah. sehingga wajar saja jika ia terlihat akrab dengan semua orang. ya semua orang, kecuali Harmony mungkin. sampai akhirnya mereka berdua diperkenalkan Tuhan melalui sebuah kepanitiaan di himpro dengan divisi yang sama. dari sanalah bermula perkenalan yang akhirnya entah sejak kapan terkadang memiliki hasrat emosional. tak mau ambil pusing, mereka pun sepakat dan menyukai hubungan persahabatan dalam tanda kutip ini. dan sampai saat inilah... (bersambung)
note:
semua cerita di atas hanya fiktif belaka, nama, tempat, dan cerita yang mungkin sama hanya sebuah kebetulan. selamat menikmati.
ternyata hanya pesan dari seseorang yang pernah hadir di masa lalu wanita itu. lebih tepatnya seseorang yang sedang ingin ia lupakan, karena dengan mengingatnya mungkin luka itu akan kembali menganga. singkat, ... "hai, apa kabar?" begitu isi pesan tersebut yang terpampang di layar ponsel wanita itu. walau nomor tersebut tak bernama di ponselnya, namun angka-angka nya masih lekat dalam ingatan wanita itu.
dari pada mengenang masa-masa itu, wanita itu terlihat buru-buru langsung menghapus pesan tersebut. khawatir hatinya akan kembali bergetar dengan seseorang yang entah sekarang bagaimana dan dimana keberadaannya. ia lebih memilih memijit layar ponselnya mencari salah satu nama di daftar kontaknya. huruf "Y", dan ia langsung mengirimi kontak tersebut
sebuah pesan singkat yang mungkin dapat dibilang kekesalan hatinya karena telah lam menunggu tanpa kabar yang jelas.
tidak berapa lama setelah ia mengirim pesan kepada sosok yang ditunggunya sedari tadi, ia pun bergegas merapikan laptopnya yang masih menyala dan langsung memasukkan ke dalam ranselnya. dengan tergesa-gesa dan sedikit menahan amarah, ia pun meninggalkan tempatnya menunggu.
setibanya di kosan, ia pun melepas kekesalannya kepada orang yang ditunggunya dengan mandi. ya hal tersebut biasa ia lakukan karena dengan air, amarah yang ia rasakan dapat segera mereda. seperti hal nya ketika hujan deras berhenti dan berganti dengan indahnya semburat pelangi di ufuk langit. sesederhana itu pula ia dapat melupakan segala kekesalannya. dan seperti itu seterusnya, sampai keesokan harinya ia akan kembali berdamai dengan masalah kemarin.
...
pagi itu rupanya Tuhan sedang berbaik hati dengan mengirimkan mentari cantik yang memancarkan sinarnya menembus celah-celah jendela di kamar wanita itu. sambil mengawali hari yang indah itu, ia langsung membuka daun jendela diiringi musik-musik khas anak muda kala itu. senyum yang merekah saat itu tidak lagi menagih kesalahan hari kemarin. hal yang ia lakukan seperti hari-hari biasanya yaitu mengaktifkan ponsel kecilnya untuk sekadar mengecek pesan masuk sedari malam, karena ia biasa mematikan ponselnya ketika berada di kosan. dan benar saja, banyak pesan yang berentet memenuhi notifikasi ponselnya. 9 pesan dari seseorang yang kemarin ia sangat harapkan kedatangannya dan membuat ia kesal. tapi itu kemarin, ia pun sudah melupakannya dan membaca satu persatu pesan tersebut dengan kepala dingin. seperti biasa ... "maaf gua ketiduran", ..."Harmony? tadi lu nungguin gua dikampus?", ..."maaf bgt ya, gua baru bangun ini juga", ..."Harmony?", dst. tapi alih-alih wanita itu kesal, justru ia tersenyum geli setelah membaca isi pesan tersebut. dan ia langsung membalas pesan tersebut, "iya gapapa, udah biasa ko, haha. eh udah sarapan belum?".
...
"ciee, akur lagi nih ye?", celetuk salah satu teman sekelas Harmony, ketika melihat wanita itu pergi ke kampus bersama seseorang yang kemarin membuat hatinya kesal, Yuliando. Harmony dan Yuliando selepas sarapan di kosan Harmony dengan menu andalan pagi hari buatan Harmony sendiri, nasi goreng dan telur dadar, akhirnya pergi ke kampus bersama. ya seperti itulah tanda mereka telah berdamai, terlihat seperti anak kecil memang, tapi hal tersebut yang justru membuat hubungan persahabatan dalam tanda kutip tersebut awet. sesampainya di ruang kuliah, mereka kembali bergabung dengan temannya masing-masing. Harmony yang kebetulan termasuk anak rajin, lebih sering memilih bangku barisan pertama, kedua, atau ketiga menjadi tempat favoritnya memahami ilmu-ilmu yang diberikan oleh dosen. lain halnya dengan Yuliando, ia lebih antusias duduk di berisan kursi belakang bersama teman-teman lainnya dan asik memainkan gadgetnya untuk sekadar surfing atau membuka akun-akun media sosial yang ia punya, atau terkadang ketika ocehan dosen terdengar membosankan, headset pun menjadi pilihan teman tidur di bangku kuliah saat itu.
...
"Pak, maaf waktunya sudah habis", begitu celetuk salah satu teman Harmony, yang juga merupakan ketua kelas atau yang lebih akrab dipanggil komti jika di IPB. hal tersebut biasa ia lakukan untuk sekadar mengingatkan dosen yang tengah mengajar jika melewati waktu perkuliahan yang dijadwalkan. dan seusai perkuliahan, dengan canggung Yuliando mengajak Harmony untuk makan di kantin, namun bukan Yuliando namanya jika ia berani mengajak Harmony makan berdua di kantin yang dipenuhi anak-anak fakultasnya tersebut. Yuliando kali itu tengah mengajak Derry lebih dulu untuk makan siang di kantin, baru setelah itu mengajak Harmony. kebetulan Derry juga merupakan sahabat Harmony, sehingga tanpa canggung, ia pun mengiyakan ajakan Yuliando.
...
"mau makan apa Har, Yul?", tanya Derry kepada kedua sahabatnya tersebut. sahabat yang karena dirinyalah mereka dapat menjadi sedekat itu. karena sejak awal satu kelas Harmony lebih suka bergaul hanya dengan teman-teman wanita dan merasa canggung untuk dekat dengan laki-laki. lain halnya dengan Yuliando yang sedikit lebih tenar, karena kebaikan hatinya kepada siapa pun. terlebih ia pernah menyandang jabatan PJ salah satu mata kuliah. sehingga wajar saja jika ia terlihat akrab dengan semua orang. ya semua orang, kecuali Harmony mungkin. sampai akhirnya mereka berdua diperkenalkan Tuhan melalui sebuah kepanitiaan di himpro dengan divisi yang sama. dari sanalah bermula perkenalan yang akhirnya entah sejak kapan terkadang memiliki hasrat emosional. tak mau ambil pusing, mereka pun sepakat dan menyukai hubungan persahabatan dalam tanda kutip ini. dan sampai saat inilah... (bersambung)
note:
semua cerita di atas hanya fiktif belaka, nama, tempat, dan cerita yang mungkin sama hanya sebuah kebetulan. selamat menikmati.
No comments:
Post a Comment