Hari ini saya
diajak kak Ahmad berkeliling Kota Jepara, sebuah kota di Jawa Tengah yang
tersohor akan ukiran kayunya. Pagi hari kami berangkat dari rumah sekitar pukul
08.30 wib. Kami berjalan kaki hingga jalan raya, yang kenudian dilanjutkan
dengan menaikki mini bus menuju kota Jepara. Sekitar 30 menit, akhirnya kami
tiba di kota Jepara, pemandangan kota tidak terlalu ramai seperti di kota-kota
lainnya. Jalanan disini relative sepi dan bersih dari sampah. Perjalanan kami
lajutkan kembali dnegan berjalan kaki kurang lebih 15 menit menuju perpustakaan
Jepara. Sepanjang perjalanan kak Ahmad selalu saj membanggakan kebersihan
tempat kelahirannya ini –“ haha.
Tujuan kami ke
perpustakaan adalah untuk ber KRS an, karena memang dirumah kak Ahmad tidak ada
sinyal modem, sehingga kami harus pergi ke kota untuk dapat mengakses internet,
namun di perpustakaan telah tersedia fasilitas wifi, sehingga kami
memanfaatkannya, hehe. Lumayan lama dan melelahkan untuk bisa sekadar login, namun
tetap harus berjuang. Karena waktu telah menunujukkan solat dzuhur, kami pun
menyudahi ber KRS annya, walaupun belum semua mata kuliah yang dapat saya ambil
terdaftar –“
Selanjutnya kami
pergi menuju masjid agung jepara untuk melaksanakan solat dzuhur. Kak Bas
ditipu tukang angkot, masa yang seharusnya bayar 3000/orang malah jadi
8000/orang, haduh-haduh, haha.
Sehabis solat
dan mengistirahatkan badan sejenak, kami melanjutkan perjalanan kami kali itu
dengan berjalan kaki ke pendopo dan rumah R.A Kartini yang kini menjadi kantor
pemerintahan Jepara. Disambut dengan arsitektur ukir khas Jepara menambah decak
kagum kami kali itu dan tidak melewatkan kesempatan untuk bernasis ria, haha. Kak
Ahmad pun bergaya layaknya seorang tour guide menjelaskan dengan detail
sejarah-sejarah yang ada ditempat tersebut, termasuk legenda gong Senenan yang
konon katanya hanya bisa dibunyikan hari Senin jam 5 pagi. Wallahu a’lam
bisshowab..
Puas berkeliling pendopo, kami melewati alun-alun kota Jepara dan pergi menuju Taman Makan Pahlawan Jepara. Disana juga terdapat sebuah benteng peninggalan bangsa Portugis yang disekelilingnya terdapat makam-makam warga Jepara. Namun dibalik itu semua kami mendapatkan pemandangan yang bagus, yaitu sebuah pemandangan laut lepas jawa yang terlihat dari sana, karena memang tempat tersebut memiliki ketinggian yang lebih tinggi dari sekitarnya (sebuah bukit).
Puas
melihat-lihat, kak Ahmad pun mengajak kami mengunjungi Museum R.A Kartini yang
tidak jauh dari sana, dengan berjalan kaki hanya sekitar 10 menit. Harga tiket
masuk sebesar 2000/orang terbilang cukup murah utnuk dapat mempelajari sejarah
perjuangang sang pahlawan wanita yang gigih memperjuangkan emansipasi ini.
Mulai dari ruang kerja, ruang belajar, hingga ruang pengobatan yang terdapat symbol
“alif” (dalam bahasa arab) ini kami jelajahi dengan tetap mendapat penjelasan
secara “gamblang” dari Kak Ahmad. Benar-benar menarik mendengar cerita yang
keluar dari mulutnya. Tak lupa kami mengabadikan momen-momen di dalam museum
dalam jepretan kamera *bernasis ria, haha.
Karena hari ini
kak Ahmad sedang berpuasa, kami pun mengakhiri perjalanan kami kali ini. Namun sebelumnya
kami sempatkan diri untuk mencicipi jajanan khas kota Jepara, “adon-adon coro”. Jajanan tersebut terbuat dari sari jahe,gula merah, santan, tepung sagu sebagai
pengental, dan potongan kelapa kotak-kotak *ini menurut perkiraan saya, lain
kali saya akan tanyakan ke si Mbah deh, haha. Saya memesan dalam keadaan
hangat, sedangkan kak Bas memesan dalam keadaan dingin. Namun keduanya tetap
nikmat disantap kala siang hari saat itu. Harga jajanan tersebut 4000 rupiah,
terbilang tidak terlalu mahal, haha.
Sebelum pulang,
kami melewati pasar, dan mampir ke tukang pupuk. Bapak Kohar, namanya. Beliau
merupakan penjual macam-macam bibit pohon dan pupuk. Kami diajarkan banyak
tentang menanam pohon. Mulai dari pohon jambu, pisang, jeruk, lengkeng, hingga
melon yang baru kami tau dalam perawatan tanaman melon digunakan larutan
“extrajoss” untuk penyemprotan buahnya agar hasilnya berwarna menarik dan
beraroma harum. Haha, ternyata pengalaman terkadang lebih berguna dari ilmu
pengetahuan. Selain mendapat pengetahuan yang berharga tentang tanaman, kami
pun di oleh-olehi sebuah buah naga yang langsung dipetik dari pohonnya, wahaha.
Sesampainya
dirumah kami langsung membersihkan badan, dan melaksanakan solat ashar. Saya
dan kak Bas yang saat itu tidak berpuasa, makan siang terlebih dahulu, baru
kemudian dilanjutkan tidur hingga menjelang azan maghrib. Benar-benar
melelahkan perjalanan kami hari ini , namun sangat menyenangkan :D semoga
bermanfaat, aamiin..
Malam harinya,
kami berpesta buah. Durian petruk! Durian manis berdaging tebal dan berbiji
kecil “kempet”, kalo orang sini menyebutnya. Subhanallah, benar-benar rezeki
yang tak terkira dari Allah, karena kata si Mbah dan ibu, jarang-jarang dapet
yang manis kaya gitu, ditambah lagi musim durian yang hanya setahun sekali,
hehe. Sehabis menikmati durian, kami pun membuka buah naga yang kami dapat tadi
sore. Tak lama kemudian, tiba-tiba kak Ahmad dating membawa rambutan, yang
orang sana panggil dengan sebutan “rambutan rafia”. Kalo dirumah saya namanya
“rambutan ace pelat” haha.
Wah pokonya hari
ini sangat menyenangkan, haha. Terima kasih Ya Allah.. J
No comments:
Post a Comment