CeloteHany

penulis lepas yang menyukai darat, laut, dan langit

July 10, 2014

Jepara, 3 februari 2014

Sekitar jam 8 kami pun bergegas pergi ke kantor Dinas Kota Jepara, perjalanan lumyan jauh juga ternyata, sekitar 1 jam. Dengan mengendarai dua buah sepeda motor. Dan seperti biasa aku dibonceng olah kak Ibas. Sebenernya rada ngeri juga cz ternyata kak Ibas belum mahir naik motor kopling jadi sempet berenti ditengah jalan beberapa kali gara-gara motornya mati, dan ketika dihidupkan membutuhkan waktu sekitar 5 menit baru motor bisa berjalan normal, haha.

Sesampainya kami di kantor dinas, kami langsung diarahkan untuk bertemu dengan kepala bidang kehutanan, Bapak Hindhu Sutopo. Alhamdulillah beliau ternyata sangat ramah dan welcome banget sama kami, kami bercerita banyak mengenai proyek yang akan kami lakukan, dan mendapat respon yang baik dari beliau. Beliau pun memberikan pengetahuan baru untuk kami dalam tata cara penanaman mangrove dan hutan pantai. Setelah berbincang—bincang cukup lama, sampai-sampai sudah dua buah batang rokok yang beliau habiskan menemani kami kali itu, sebenernya ingin menegur tapi apa bolah buat kami harus menjaga hubungan baik diawal kerjasama ini –“ perbincangan kami pun harus segera diakhiri dikarenakan ada tamu lain yang ingin bertemu dengan beliau. Jadi kami memutuskan untuk pulang.

Sepulangnya dari sana, kami pergi menuju masjid agung jepara untuk bertemu dengan adik kelasnya kak Ahmad, yang baru gua tau ternyata orang tersebut adalah Angga, temen gua waktu di klub Tutor Sebaya, walaupun si doi gak kenal lagi sama gua, tapi gua sok kenal ajalah, haha. Ternyata Jepara selain kota furniture, Jepara juga layak mendapat julukan kota relief dan ukiran, karena hampir semua benda pasti ada ukirannya, termasuk interior dari masjid yang satu ini. Penuh dengan relief nan memukau di langit-langitnya maupun di tiang-tiang penopang bangunan masjid. Bener-bener keren J

Perjalanan kami lanjutkan menuju lokasi kedua, yaitu SD Negeri 2 Jambu. Ditemani rintikan hujan kala itu, kami tetap tarik gas untuk mengefisienkan waktu. Sekitar pukul setengah 12 kami pun sampai, lokasinya tidak jauh dari rumah kak Ahmad, kurang lebih dalam waktu 2 menit bisa sampai, haha. Kami diperkenalkan dengan mantan kepala sekolah disana, ibu Isnawati. Begitu ramah beliau menyambut kedatangan kami kali itu. Setelah menyampaikan maksud dan tujuan kami datang kali itu, beliau merespon dengan baik, dan mengarahkan agar kami mendiskusikan lagi hal tersebut dengan Ibu Titik yang merupakan kepala sekolah yang baru disana. Karena Ibu Titik sedang tidak di tempat, kami pun diberika kontak beliau. Setelah semua tersampaikan, kami pun bergegas untuk pulang kerumah, pas banget nyampe rumah, azan dzuhur berkumandang. Seusai solat kak Ahmad yang tengah bershaum lebih memilih untuk beristirahat, sedangkan gua dan kak Ibas makan siang.

Usai makan siang, iseng-iseng gua main ke dapur bagian belakang rumah kak Ahmad, berbincang-bincang sejenak dengan Mbah. Gua baru tau yang namanya sayur kunci, beliau akan memasak itu katanya ditambah dau kelor dan ditemani dengan ikan bakar dan sambal. Waaah.. bikin ngiler aja baru denger pendeskripisian dari beliau, ingin segera mencicipinya, haha. Karena yang gua tau kalo di daerah gua, daun kelor itu Cuma untuk pengusir makhluk-makhluk halus, hehe. Tapi beginilah betapa kayanya Indonesia akan budaya dan tradisi, beda tempat ya jelas beda budaya. Senang rasanya bisa dilahirkan di bumi kaya dan subur ini, walaupun belakangan ini, negeri ini tengah dilanda bencana alam. Tapi kami percaya dibalik semua kejadian pasti ada hikmah yang bisa diambil, mungkin sudah saatnya kami berintropeksi diri J

Malam ini kita mengisi waktu dengan mendiskusikan kelanjutan proyek, semua jadwal telah dirancang oleh kak Ahmad, kita mengikuti jalur sajalah, haha. Jadi rencananya besok pagi mau ke SDN jambu 2 dilanjutkan ke kantor dinas, dan ke pantai Mpu Rancak di Desa Karanggondang, Kecamatan Mlonggo, Kabupaten Jepara. Semoga besok dilancarkan, aamiin..


No comments:

Post a Comment