Sekitar jam 8
kami pun bergegas pergi ke kantor Dinas Kota Jepara, perjalanan lumyan jauh
juga ternyata, sekitar 1 jam. Dengan mengendarai dua buah sepeda motor. Dan
seperti biasa aku dibonceng olah kak Ibas. Sebenernya rada ngeri juga cz
ternyata kak Ibas belum mahir naik motor kopling jadi sempet berenti ditengah
jalan beberapa kali gara-gara motornya mati, dan ketika dihidupkan membutuhkan
waktu sekitar 5 menit baru motor bisa berjalan normal, haha.
Sesampainya kami
di kantor dinas, kami langsung diarahkan untuk bertemu dengan kepala bidang
kehutanan, Bapak Hindhu Sutopo. Alhamdulillah beliau ternyata sangat ramah dan
welcome banget sama kami, kami bercerita banyak mengenai proyek yang akan kami
lakukan, dan mendapat respon yang baik dari beliau. Beliau pun memberikan
pengetahuan baru untuk kami dalam tata cara penanaman mangrove dan hutan
pantai. Setelah berbincang—bincang cukup lama, sampai-sampai sudah dua buah
batang rokok yang beliau habiskan menemani kami kali itu, sebenernya ingin
menegur tapi apa bolah buat kami harus menjaga hubungan baik diawal kerjasama
ini –“ perbincangan kami pun harus segera diakhiri dikarenakan ada tamu lain
yang ingin bertemu dengan beliau. Jadi kami memutuskan untuk pulang.
Sepulangnya dari
sana, kami pergi menuju masjid agung jepara untuk bertemu dengan adik kelasnya
kak Ahmad, yang baru gua tau ternyata orang tersebut adalah Angga, temen gua
waktu di klub Tutor Sebaya, walaupun si doi gak kenal lagi sama gua, tapi gua
sok kenal ajalah, haha. Ternyata Jepara selain kota furniture, Jepara juga
layak mendapat julukan kota relief dan ukiran, karena hampir semua benda pasti
ada ukirannya, termasuk interior dari masjid yang satu ini. Penuh dengan relief
nan memukau di langit-langitnya maupun di tiang-tiang penopang bangunan masjid.
Bener-bener keren J
Perjalanan kami
lanjutkan menuju lokasi kedua, yaitu SD Negeri 2 Jambu. Ditemani rintikan hujan
kala itu, kami tetap tarik gas untuk mengefisienkan waktu. Sekitar pukul
setengah 12 kami pun sampai, lokasinya tidak jauh dari rumah kak Ahmad, kurang
lebih dalam waktu 2 menit bisa sampai, haha. Kami diperkenalkan dengan mantan
kepala sekolah disana, ibu Isnawati. Begitu ramah beliau menyambut kedatangan
kami kali itu. Setelah menyampaikan maksud dan tujuan kami datang kali itu,
beliau merespon dengan baik, dan mengarahkan agar kami mendiskusikan lagi hal
tersebut dengan Ibu Titik yang merupakan kepala sekolah yang baru disana.
Karena Ibu Titik sedang tidak di tempat, kami pun diberika kontak beliau.
Setelah semua tersampaikan, kami pun bergegas untuk pulang kerumah, pas banget
nyampe rumah, azan dzuhur berkumandang. Seusai solat kak Ahmad yang tengah
bershaum lebih memilih untuk beristirahat, sedangkan gua dan kak Ibas makan
siang.
Usai makan
siang, iseng-iseng gua main ke dapur bagian belakang rumah kak Ahmad,
berbincang-bincang sejenak dengan Mbah. Gua baru tau yang namanya sayur kunci,
beliau akan memasak itu katanya ditambah dau kelor dan ditemani dengan ikan
bakar dan sambal. Waaah.. bikin ngiler aja baru denger pendeskripisian dari
beliau, ingin segera mencicipinya, haha. Karena yang gua tau kalo di daerah
gua, daun kelor itu Cuma untuk pengusir makhluk-makhluk halus, hehe. Tapi
beginilah betapa kayanya Indonesia akan budaya dan tradisi, beda tempat ya
jelas beda budaya. Senang rasanya bisa dilahirkan di bumi kaya dan subur ini,
walaupun belakangan ini, negeri ini tengah dilanda bencana alam. Tapi kami
percaya dibalik semua kejadian pasti ada hikmah yang bisa diambil, mungkin sudah saatnya kami
berintropeksi diri J
Malam ini kita
mengisi waktu dengan mendiskusikan kelanjutan proyek, semua jadwal telah
dirancang oleh kak Ahmad, kita mengikuti jalur sajalah, haha. Jadi rencananya
besok pagi mau ke SDN jambu 2 dilanjutkan ke kantor dinas, dan ke pantai Mpu
Rancak di Desa Karanggondang, Kecamatan Mlonggo, Kabupaten Jepara. Semoga besok
dilancarkan, aamiin..
No comments:
Post a Comment